watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

SEKDA PROFINSI

Menjadi Sekda Propinsi X tidak menghilangkan
kesukaanku berbusana sebagaimana layaknya
perempuan. Kerinduan berkumpul dengan teman
sesama waria juga merupakan kerinduan yang tak
mudah terobati.
Untuk mengobati kerinduan-kerinduan macam itu,
aku gunakan kesempatan saat pergi dinas keluar
kota. Apabila berdinas bersama rombongan keluar
kota aku selalu berusaha tidak sehotel. Aku
beralasan menginap di tempat saudara yang
kebetulan tinggal di kota tersebut. Dengan cara itu
aku bisa bebas di malam harinya untuk 'mampir'
dengan busana wanitaku ke tempat-tempat
berkumpulnya para waria.
Setidaknya sepotong setiap bulan aku selalu
membeli dan menyimpan pakaian perempuan di
traveling bag-ku. Kalau ketahuan teman aku bilang
ini punya istri, sebagai obat kangen, agar selalu
ingat istri. Sementara kalau ketahuan istri aku bilang
ini adalah oleh-oleh baginya dari kota yang barusan
aku kunjungi. Aku juga mengoleksi perabot
keperluan wanita berupa BH, wig dan kosmetik.
Untuk kosmetiknya, biasanya aku ngecer saja di
warung-warung setempat.
Begitulah, pada suatu kesempatan aku berdinas
untuk seminar antar Sekda se-Indonesia di
Surabaya. Aku sangat bergairah mendengar
Surabaya. Di kota itu, pangkalan warianya di jalan
Irian Barat (IB) sangat luas dan ramai. Rencananya
seminar akan berlangsung 2 hari. Pada teman
rombongan aku bilang akan menginap di tempat
pamanku, yang telah lebih 10 tahun tidak berjumpa.
Jadi aku hanya berkumpul dalam rombongan
selama seminar dan sesudahnya aku balik ke
losmen tempat aku nginap. Sengaja aku pilih
penginapan murah agar tidak menjadi perhatian
orang.
Agar tidak kesulitan, aku memilih jenis pakaian
praktis, seperti jeans & blus atau rok & blus yang
tidak memerlukan pernik-pernik yang rumit. Dalam
tempo 10 menit, aku bisa masuk toilet di mall
manapun dan keluar sebagai 'lady'. Untuk make up
dan parfum aku pilih Shiseido yang dengan mudah
kubeli di manapun. Aku juga memiliki beberapa
model wig yang dengan mudah akan dapat
mengubah penampilanku.
Begitulah, dalam usiaku yang masih 36 tahun, aku
telah memiliki 2 dunia. Di kala siang aku adalah Drs.
Wignyo, Sekda Propinsi X, dan di kala malam aku
adalah Widya yang jangkung, cantik dan genit yang
memiliki segudang pengagum dan teman kencan
ranjang.
Di bandara, aku langsung berpisah dari
rombongan. Rencananya seminar baru akan
dimulai besok pagi, sehingga malam ini aku bisa
berpuas diri, berdandan sebagai Widya yang cantik,
dan nampang di jalan IB. Kebetulan atas referensi
dari teman, aku bisa menginap di pondokan khusus
waria yang tidak jauh dari tempat mereka mangkal.
Di tempat itu aku bisa ketemu Susi yang juga waria.
Dia akan membantu berbagai kebutuhanku selama
2 hari di Surabaya.
Ternyata Susi adalah primadonanya jalan IB.
Sepintas postur dan wajahnya mengingatkanku
pada Tessa Kaunang yang bintang sinetron dan
presenter itu. Dia sangat ramah dan gembira
menyambutku. Dengan penuh semangat dia
membantuku bersiap-siap untuk untuk ikut
meramaikan malam di jalan IB. Secara kebetulan
posturku hampir sama dengan Susi. Dia bilang
kalau ke Surabaya aku nggak perlu bawa macam-
macam, pakai saja miliknya. Kini aku merasa punya
pos di kota Surabaya ini.
Jam 7 malam aku sudah naik becak bersama Susi
menuju jalan IB yang kira-kira hanya berjarak 10
menit. Malam ini aku berbusana casual, dengan rok
& blus katun yang menurut Susi sangat serasi pada
tubuhku. Aku memakai rok & blus Donna Karan
yang berbahan katun 100%. Susi memberikanku
parfum Chanel no. 5-nya. Aku merasa tampil prima
dan percaya diri saat turun dari becak dan
melangkah menuju keramaian malam di jalan IB ini.
Aku diperkenalkan pada teman-teman Susi. Rata-
rata mereka memang ramah kepada waria
pendatang. Mereka juga berharap kalau suatu saat
mereka berkesempatan ke kotaku akan
mendapatkan sambutan ramah pula dari teman-
teman waria kotaku. Aku menjamin hal itu, karena
kami merupakan teman-teman senasib.
Susi juga mengenalkan para pelanggannya padaku.
Pak Hari yang cukong pabrik gelas mengajakku ke
hotel. Susi berbisik padaku agar aku mengikuti saja
kemauannya. Pak Kharisma sangat baik. Dia akan
memberi uang yang banyak padaku kalau aku
melayaninya dengan baik dan dapat
memuaskannya. Aku tergetar mendengar
omongan Susi. Sesungguhnya aku tidak mencari
uang, namun di sisi lain uang juga menjadi
pertanda bahwa pelanggan kita puas atas apa yang
bisa kita berikan padanya.
Dalam usianya yang telah menginjak 50 tahun, Pak
Kharisma memiliki stamina yang hebat. Kami
berasyik masyuk sampai pagi. Dua kali dia
mengentot mulutku dan menumpahkan
spermanya ke gerbang tenggorokanku. Dan sekali
dia mengentot lubang pantatku. Sementara aku
mendapatkan 2 kali ejakulasi di mulutnya. Malam
pertama ini sangat menyenangkan hatiku. Sekitar
jam 3 pagi, aku diantar pulang oleh Pak Kharisma
hingga sampai di depan pintu pondokan.
Sesudah tidur sekitar 4 jam, aku terbangun dan
bersiap diri ke tempat seminar. Aku menceritakan
perihalku pada Susi. Susi keheranan atas
keberanianku untuk tampil dalam 2 dunia. Dia bilang
bahwa aku sangat tampan dengan tampilan priaku.
Aku mirip Onky Alexander tokoh pujaan remaja
tahun 1980-an yang super ganteng itu. Dengan
stelan jas dan dasiku, Susi mengantarku hingga ke
pintu halaman dimana taksi Surabaya telah
menungguku untuk menuju Hotel Bumi Hyatt
dimana seminar akan dilangsungkan.
Pada sore harinya aku sampai kembali di pondokan
sekitar jam 7 malam. Susi telah menungguku.
Dengan cepat aku mengubah diri.
Seseorang merapatkan mobilnya di samping
kakiku. Lampunya yang menyilaukan dia redupkan
dan kaca pintunya dengan pelan turun otomatis dan
memunculkan seorang pemuda.
"Hai..", dia menegurku.
"Hai juga", aku menyahut kemudian mendekat.
"Mau kemana sayang?", ucapan klise keluar dari
mulutku. Pemuda ini mengajakku ke motel di
bilangan jalan Darmo. Aku minta ijin dulu dari Susi.
"Jalan saja, dia itu A Keng pemilik showroom di
Sudirman. Sering koq, ngambil banci dari IB ini",
Susi menghapus keraguanku.
A Keng membukakan pintu untukku. Malam ke dua
ini aku berasyik masyuk dengannya hingga tengah
malam. Saat mengantarku pulang, dia memberiku 2
juta rupiah. Kuberikan separuhnya untuk Susi.
Pada malam terakhir aku mendapatkan kejutan
yang baru kali ini aku alami sepanjang hidupku
dalam 2 dunia. Pada malam itu aku baru turun dari
becak. Dessy, teman Susi memanggilku. Seseorang
telah menungguku sejak sore tadi. Aku langsung
digandengnya untuk dipertemukan dengan orang
itu.
Deg.. Aku hampir lari saat melihat orang itu.
Ternyata dia adalah Pak Johan salah satu anggota
rombonganku. Dia adalah Kepala Perusda Propinsi
X. Ini berbahaya. Bisa habis karirku. Namun aku
tidak mungkin lari. Bukankah itu justru lebih
membahayakan? Lebih membuka peluang
terbukanya kepalsuanku? Adakah dia tahu siapa
sesungguhnya aku? Kenapa kebetulan aku yang
ditunggunya? Apakah ini hanya kebetulan semata?
Untung cahaya malam menyamarkan kecemasan
dan pucatnya wajahku. Merasa seakan pesakitan
aku dituntun Dessy mendekat ke Pak Johan. Dia
mengulurkan tangannya untuk mengenalkan diri.
Dari raut muka dan pandangan matanya sepertinya
dia benar-benar tidak tahu siapa sesungguhnya aku.
"Arwan", dia tidak menyebutkan nama
sesungguhnya,
"Wina", sahutku sambil menyambut uluran
tangannya. Aku sedikit lega. Dan tak ada tanda-
tanda dia menyelidik aku. Pandangannya wajar
saja. Pandangan lelaki hidung belang kepada waria
cantik dan seksi macam aku ini.
Sebagai Kepala Perusda, setidaknya sebulan sekali
aku melakukan koordinasi dengan Pak Johan.
Kuakui, Pak Johan ini sangat ganteng. Aku sering
masturbasi dengan mengkhayalkan mengulum
kontolnya dan meminum spermanya.
Pak Johan yang usianya sudah lebih dari 50 tahun
benar-benar menujukkan kejantanannya. Posturnya
sangat gagah dan prima. Dia boleh dikata seakan
copy dari El Manik yang bintang film itu. Kepalanya
sedikit botak, seluruh tubuhnya penuh ditumbuhi
bulu. Aku pernah main tenis dengan Pak Johan.
Pada saat itu aku melihat betapa dadanya, tangan-
tangannya, paha dan tungkai kakinya ditumbuhi
bulu-bulu yang membuatnya nampak begitu
jantan.
Bagiku lelaki jantan di kota X yaa.. Pak Johan ini. Aku
menganggap dialah lelaki yang sempurna. Dan
sering kudengar, banyak ibu-ibu yang tergila-gila
padanya. Apabila ada kesempatan, ibu-ibu itu pasti
rela selingkuh dan bohong pada suaminya untuk
bisa tidur dengan Pak Johan ini. Dan sekarang 'El
Manik' ini ada di depanku. Bukan sebagai teman
kerjanya Wignyo, tetapi sebagai teman kencannya
Widya.
Dia mengajakku ke Motel La Brigo di pantai
Kenjeran. Sebuah motel yang termewah di kota
Surabaya. Dari mana duit Pak Johan untuk
membayar motel yang hampir 1 juta rupiah
semalam itu?
Di atas taksi yang membawa kami ke Kenjeran, 'El
manik' ini terus mencumbu dan memagut tubuhku.
Aku rasa dia ini keranjingan pada penampilanku.
Aku semakin yakin bahwa dia tidak mengetahui
siapa sesungguhnya aku.
Aku juga heran, bertahun-tahun Pak Johan yang
selalu hadir dalam khayalku setiap masturbasi,
tanpa kuduga malam ini dia berada dalam
pelukanku. Dan aku sendiri tak mampu menahan
diri. Kontolku telah ngaceng berat. Setiap
pagutannya melemparkanku ke awang nikmat.
Hasrat syahwatku berkobar membayangkan sesaat
lagi aku akan tenggelam dalam selangkangannya
yang penuh bulu itu.
Sejak awal Pak Johan sangat memanjakanku. Di
dalam motel yang mewah ini, berbagai makan,
minuman dan buah-buahan dia pesan untuk
menyenangkan aku. Dia mengajakku tinggal hingga
dini hari. Ternyata kemanjaan yang aku terima itu
harus kukembalikan.
Begitu kami bertelanjang, Pak Johan menuntutku
memanjakannya di atas ranjang. Tanpa banyak
macam-macam dia mendorongku ke ranjang. Dia
pagut leherku dan melumatinya. Tangannya
meraba bagian-bagian sensual dalam tubuhku. Aku
merasakan rabaannya mengelus paha dan
merangsek ke celana dalamku. Tangannya meraih
dan membetot keluar kontolku.
"Woo.. Wid.. Kontolmu.. Sungguh meruntuhkan
imanku. Boleh aku menjilatinya..?".
Tanpa menunggu jawabanku, mulutnya sudah
nyosor. 'El Manik' yang Kepala Perusda propinsi X
sekaligus teman kerja Drs. Wignyo ini membuatku
berkelojotan dalam gelegak birahiku.
Aku menggelinjang tanpa kendali saat wajahnya
menggeluti pahaku. Kumisnya yang tebal serta
cukuran cambangnya yang kasar seperti amplas
sangat menggatalkan syahwat birahiku. Sambil
melepaskan rintihan dan desah-desah aku meraih
kepala botaknya. Kuelus dan juga kuremas.
Gelinjang ini begitu nikmat dan menggetarkan saraf-
saraf peka di sekujur tubuhku.
Tiba-tiba dia bangkit. Dengan kontolnya yang
berayun-ayun, 'El Manik'-ku ini bergerak
mengangkangi tubuhku. Dia menduduki dadaku
dan naik lagi hingga pantatnya yang penuh bulu-
bulu itu tepat berada di atas wajahku.
"Jilati aku Wid.. Jilati pantatku..".
Kemudian dia menduduki wajahku dengan anusnya
tepat pada bibirku. Dia melakukan 'face sitting' dan
aku gelagapan. Sesaat bulu-bulu anusnya yang
tebal membuat nafasku gelagapan. Aroma lubang
anus Pak Johan langsung menyergap hidungku.
Tindakan Pak Johan langsung mendongkrak nafsu
birahiku.
Tanpa diminta dua kali tanganku bergerak meraih
dan menggenggam kontolnya yang hitam gede
dan panjang itu. Dengan sepenuh gairahku aku
mengelusinya. Dan sesuai dengan permintaannya,
lidahku tanpa ayal langsung menjilati anusnya.
Mulutku melumat bulu-bulu tebal anusnya. Aku
berharap keringat yang lekat akan larut dalam basah
ludahku. Aku akan menyedotinya. Lidahku merasai
licinnya lubang tai Pak Johan. Aku merasakan sepat-
sepat semen analnya. Dan aku rasakan kontol gede
dalam genggamanku terasa makin keras dan kaku
seiring dengan lenguh dan desah nikmat yang
melanda Pak Johan.
Ketika kocokkan tanganku dirasakan semakin nikmat
Pak Johan kembali bangkit melepaskan lumatan
bibirku pada analnya. Dengan histeris di tusukkan
kontolnya ke mulutku. Dengan ngangkang sambil
menaik turunkan pantatnya Pak Johan ngentot
mulutku. Kontolnya menerjangi gerbang
kerongkonganku. Dia tengah getaran syahwat yang
tak lagi bisa ditahannya. Dia meracau,
"Ayo Wid.. Nikmati kontolku. Ini kontol jantan
impian para istri-istri pejabat. Ayo Wid.. Agar kamu
tahu.. Banyak ibu-ibu yang telah aku entot
mulutnya.. Ayoo Wid isep Wid.. Nikmati Wiidd..".
Edan. Benarkah racauannya itu? Ah, masa bodoh.
Aku memang percaya, kontol Pak Johan ini sangat
nikmat di mulutku.
Entah berapa kali dia diserang ejakulasinya. Berliter-
liter sperma 'El Manik' selalu muncrat di mulutku.
Aku selalu menikmati dalam kenyaman mulutku
sebelum menelannya.
E N D


Adult | GO HOME | Exit
1/1675
U-ON

inc Powered by Xtgem.com